bebas finansial bersama betonmarkets

Minggu, 19 Juni 2011

the children will be next

tak banyak yang bisa kuingat ketika ku masih kanak kanak. Sama seperti anak kebanyakan,, yang hobi bermain, berkumpul, bermain boneka, dsb. Masa masa tumbuh dan berkembang di lingkungan kabupaten yang tak begitu ramai, di selatan kota lampung. Jika mengingatnya aku akan berfikir bahwa aku beruntung ada pada masa dimana alam, bebas dan tenang aku bisa tumbuh dan berkembang. hutan, pepohonan sungai, bendungan adalah tempat sehari2 ku bermain bersama teman sebaya. tak kenal waktu, bahkan terkadang pulang ke rumah hampir petang dan dimarahi oleh ibu.
masa itu, tak ada yg bisa menghalangi gerak langkah, naik pohon yg dibawahnya ada sungai curam, adalah tantangan yang mengasyikkan, sungai mengalir adalah tempat bermain yang menyenangkan, pohon2 tinggi yang menjulang, tempat kuberlindung jika ibu sedang marah. bayangkan, bukankah hal itu sudah jarang terjadi pada anak2 perkotaan yang terlahir nyaman, dirumah dan hidup teratur.


sedikit nakal dan tak bisa diam. tapi, setidaknya, aku begitu menghargai alam ini, mencintainya, dan ingin mematuhi aturannya dan menjadi selaras dengan nya.

sekalipun waktu berlalu, aku selalu rindu dengan masa kecil ku, masa dimana tumbuh dan berkembang bersama teman2 sebaya yang menyenangkan. aku teringat seorang kakak wanita, yang adalah sepupu jauhku. ia senang bercerita, dan satu cerita yang masi selalu ku ingat, ia bercerita tentang sebuah dongeng yg ntah knapa, sering muncul dikepala.

pada zaman dahulu kala, ada seorang anak perempuan yang tinggal bersama ayah dan ibunya disebuah perkampungan. mereka hidup sangat miskin dan berkekurangan. pada suatu hari, orang tuanya diundang oleh sebuah keluarga yg cukup kaya yang akan mengadakan pesta yang besar dan meriah.
melihat ibu dan ayahnya berkemas kemas hendak pergi, sang anak pun hendak turut beserta mereka, tp sang ibu enggan mengajak anaknya karena tempat itu terlalu jauh. sang anak tetap merengek hendak ikut dan ibunya pun mencari akal, agar ia tak serta mereka. sang ibu mengambil gentong yang cukup besar dan disuruhnyalah anak tersebut untuk mengisinya sampai penuh, tapi si ibu sudah membolongi gentong tersebut.  sang anak bersemangat untuk memenuhi gentong tersebut, tp sampai berkali kali ia mengisi gentong tersebut, tetap saja tak mau penuh. tersadarlah ia, bahwa gentong itu bocor. ia memanggil2 ayah dan ibunya, mencari2nya, tetapi tak bertemu. orang tuanya telah pergi meninggalkannya sendiri, kelaparan dan menangislah ia sampai lelah dan tertidur.

beberapa waktu kemudian, terbangunlah ia dan melihat seorang kakek tua menghampirinya. Kakek itu bertanya mengapa ia bersedih. diceritakannnya perihal ayah dan ibu yang pergi meninggalkannya sambil menangis tersedu2. lalu sang kakek berkata, ia akan membantunya utk bertemu dgn ibunya. sang anak merasa senang dan menerima bantuan sang kakek. sang kakek mengubahnya menjadi burung dara, lalu terbanglah ia menyusuri hutan, berharap menemukan orang tuanya.

ayah dan ibunya, pulang ke rumah. ketika menyadari anak mereka tak ada di rumah, kesana kemari mencarinya, tapi tak bertemu jua, menagislah mereka menyesali perbuatan mereka yang meninggalkannya di rumah sendiri. sang anak yang kesana kemari, akhirnya kembali kerumah.. mendekati orang tuanya yang tak henti2 menangis, tp tak menyadari kehadirannya. sang anak terpekur menatap orang tuanya,

ia tak bisa menemukan sang kakek untuk mengubahnya kembali, dan orang tuanya pun tak bisa mengenali anak yang tak henti hentinya memamanggil..

itulah mengapa, burung dara akan selalu pulang ke sangkar ke rumahnya, sekalipun ia terbang jauh..

setelah dewasa, aku teringat cerita ini, walaupun hanya sebuah dongeng, tapi pesan moral nya sangat dalam. seandainya saja, orang tuanya mengajak anaknya dan tidak menipunya sedemikian rupa, tentu sangat anak tidk akan berubah menjadi burung yang pada akhirnya disesali oleh mereka.
terkadang rasa kasih sayang, menuruti perintah orang tua, bahkan mengisi gentong berember2, sampai penuh, sering dilakukan oleh anak. sebagai wujud cinta dan kepatuhan, bahwasanya orang tua patut digugu dan dihormati..

tapi, jika rasa sayang dan cinta itu akhirnya membelenggu dan menyakiti hati sang anak, pengorbanan itu apakah menjadi sia sia, dan disesali oleh orang tuanya kelak.
menuruti kata orang tua adalah baik, karena mereka tak pernah salah dan selalu usahakn yang terbaik untuk anak anak..

orang tua bekerja, untuk siapa? untuk anak, orang tua bersusah payah untuk siapa? untuk anak.. tp janganlah rasa sayang itu membelenggu anak anak, sehingga harus serupa dan menuruti semua perintah, kata kata, peraturan yang tak terbantahkan.
bukankah setiap manusia, diciptakan untuk memiliki hak asasi untuk bebas menjalani kehidupan mereka, bebas menentukan jalan hidupnya, sehingga pada akhirnya kelak, mereka menemukan jati dirinya, yang tak dibayangi lagi oleh ayah atau ibunya..

orang tua terkadang, menangis.. apakah ia gagal mendidik anak, orang tua terkadang mencoba melimpahkan kegagalan masa lalunya, untuk dilimpahkan ke anak. semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak..tapi anak2 adalah mahluk yang fragile, gampang pecah istilah katanya.. jika anak didik dengan kasih sayang, ia akan menyayangi orang lain kelak, jika anak dididik dengan caci maki dan bentakan maka ia akan belajar untuk mencaci orang lain kelak.. dan jika anak dididik dengan pujian, maka kelak ia kan belajar mengahrgai orang lain..

dan jika orang tua, tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya, maka anak2 akan tumbuh dengan hati yang penuh kasih, menerima dan mau menghargai keadaan dirinya, keadaan lingkungannya.

kekerasan, kata2 kasar, hanya akan membuat anak menjadi keras kepala, pembangkang dan pemberontak..
perkataan yang lembut, memberinya memori yang kuat untuk menghargai, menyayangi, dan penuh kasih...

mengajar anak anak, adalah sebuah petualangan yg menakjubkan.. membentuk karakter mereka adalh hal yang mengharukan, sebuah komitmen pribadi bahwa anak2 harus belajar untuk mencintai dirinya, mencintai teman2nya.. berterimakasih, menunggu giliran, dan meminta maaf jika membuat kesalahan.. mengisi ruang putih dalam fikirannya, bahwa ia patut untuk disayangi, dicintai, diinginkan, dipeluk dan bahagia dalm lingkungan yang aman..

anak anak, tak selayaknya ada di jalan, di warnet game online, pada jam2 dimana mereka harusnya belajar..
prihatin, jika anak usia sekolah dasar, lebh banyak menghabiskan waktunya bermian game online, berkata kata kasar, menonton video yang belum pantas, dan yang lebih menyayat hati. meminta minta di jalan, dan menyodorkan baskom kecilnya,..

jika kelak, kamu, aku, dan kita di percaya untuk memiliki keturunan, maka jadikanlah mereka sepantas pantasnya,,
and if you tolerate this, your children will be next..

Tidak ada komentar: