suatu ketika seorg dalam perjalanan dirampok habis2an oleh sekelompok penyamun,.tdk hanya diambil hartanya, tetapi juga badannya habis2an dipukuli dan dibiarkan terkapar dipinggir jalan..
tak berapa lama kemudian, lewatlah seorg lewi yg kaya raya, ia melihat pria yg terkapar itu, tetapi segera berlalu.. tak lama kemudian, lewatlah seorg imam, iapun melihat laki laki itu.. turun dr kudanya merasa kasihan dan kemudian juga segera berlalu.. lalu yg ketiga, lewatlah seorg samaria, ia dr suku yg miskin,, dan tidk begitu dipandang oleh suku2 yg lain,, ia melihat dan segera turun dr kudanya,, ia sungguh merasa kasihan dan segera membawanya ke penginapan terdekat.. sesampainya di penginapan ia berpesan kepd si pemilik penginapan "tolong rawatlah laki2 ini, ia dirampok dan terluka, saya beri uang utk biaya pengobatan dan penginapan, segera setelah saya menyelesaikan urusan saya, saya akan kembali dan membayarkan sisa biayanya jika nanti uang itu kurang..
itu adlh sepenggal kisah tentang org samaria yg baik hati yg saya ceritakan utk anak2 taman kanak kanak, kemudian saya lontarkan pertanyaan pd mereka.."anak anak, jika melihat org yg terluka demikian, apakah kalian mau menolong?
sebagian besar menajwab mau, tetapi ada anak yang menjawab tidak mau, saya kaget ketika mendengar dia menjwab tidak, saya penasaran, mengapa tidak mau?? lalu sia anak menjwb,, "tidk mau miss"..sambil tersenyum dan meggelengkan kepalanya..
lalu kemudian saya tersenyum, saya tidk akan memaksanya utk menjawab mau, itu adlh sudut pandangnya utk menjawab tidak, sekalipun dia anak2, saya tetap menghargai jawabannya, dia berusaha berkata jujur,, dgn sudut pandangnya..
tp itu adalh sudut pandang, dimana saya pun menyadari.. mungkin saya pun akan melakukan apa yg dilakukan oleh org pertama atau kedua dlm cerita tersebut,, saya melihat, saya merasa kasihan dan sayapun berlalu,, dan ironisnya anak2 pun sudh berfikir utk tidak.. apalagi org dewasa yang mungkin sudh begitu sibuk dgn rutinitas harian, pekerjaan yang tak kunjung selesai, deadline yang membuat pusing kepala.. dan banyak lagi tuntutan peran dlm kehidupan ini,, sehingga hal2 diluar itu, sudh tak ingin tau,, atau tak mau tau..
sebagian dr kita mungkin seprt org lewi, hidup nyaman, berkecukupan,. dan berlalu dr si laki2 yg terkapar itu,, mungkin kita seperti si imam.. yg dihormati,, memberitakan kebaikan Tuhan,, tetapi juga tetap berlalu.. atau ada dr seorg kita yg seprti org samaria, yang miskin, berkekurangan,, dia tetap menolong bahkan berjanji utk kembali utk membayar sisa biaya pengobatan,,
lalu siapakah diantara mereka yang penuh kasih dan akan dikasihi oleh Tuhan?bukan seorg kaya,, yang berkedudukan,, bukan seorg imam yang dihormati, tapi seorg miskin dgn segala kekurangannya dia mau merendahkan hatinya untuk menolong org lain....
tapi sekali lagi saya mengatakan itu hanya sudut pandang,, dimana tak ada seorgpun yg bisa memaksa apakah kamu,dia, mereka, anak2,, kita akan mjd org lewi, imam atau org samaria..itu hanyalah sudut pandang, setiap manusia diberikan kebebasan mutlak oleh Tuhan untuk bebas memilih..
dan jika kehidupan sama seperti uap, yg sebentar kelihatan lalu lenyap,, pada satu kondisi, semua org memiliki kebenarannya masing2.. itulah mengapa saya pun tak memaksa anak2 utk berfikiran sama spt org samaria..
tetapi saya merasa terluka dgn jawaban tersebut,, saya tak akan menuliskannya disini, jika hati saya tak tersentuh, jika saya tak mau mengubah sudut pandang saya,,saya sunguh pun ingin melakukan sesuatu,, bukankah ada juga tertulis iman tanpa perbuatan adalh sia sia?? dan ketika saya pun datang beribadah siang dan malam, berdoa sepanjang hari, berpuasa sepanjang tahun,, tetapi sayapun masih belum melakukan apa2.. maka sia2lah ibadah yang saya lakukan,,
tetapi dlm sudut pandang yang ada, saya sungguh masih terbuai oleh apa2 yg membuaikaan mata,, mengaburkan pandangan dan hidup dlm hayalan semu..
suatu ketika saya mulai berbuat baik, tp si iblis mulai menertawai saya, ia mulai memathkan semangat saya utk menjadi baik.. saya sungguh punya hati yang rapuh, saya mulai menghitung, saya mulai membandingkan dan saya masih mencari pengakuan org lain dimanapun saya berada, saya ingin tampil lebih baik, dan sisi ketamakan itu masi menguasai alam fikiran saya..
tetapi saya yakin,, saya punya hati nurani,, yang masi ingin perduli,, ketika jiwa sayapun terpanggil,, melihat realitas kehidupan,, ketika org tak lagi perduli..dihimpit oleh kondisi ekonomi, sosial,.. tanpa kita sadari,, menjadi sebuah pembodohan kronis.. bangsa yang sudh begitu terpuruk,,gampang sekali utk menerima suap,, org2 yang berfikiran praktis,, mencari keuntungan pribadi di atas segalanya,, berusaha meraih keuntungan maksimal.. pembodohan ini,, sungguh kronis,, tidak cukupkah harta berkelimpahan membuat mereka lupa akan hari yg lebh kekal dr segala sesuatunya di muka bumi ini.. apakah belum cukup kita terus diperdaya oleh waktu dan keadaan.. jika tak ada lg yg bs dipercaya,, tak ada lg yg bisa dihormati bahkan rasa tidak perduli itu pun sudh menjadi hal yg lazim dan tidk salah... memang tak salah,, karena memang keadaan juga sudh begitu kronis,,, begitu parah....
sungguh saya ingin melakukan sesuatu,,
2 komentar:
Moga kita bisa "memaksa" diri kita untuk selalu peduli dengan sesama ya lid. Memulainya dari diri kita sendiri, dari hal yang kecil yang kita bisa dan yang terpenting mulai dari sekarang...Semangat !!! ^_^
yapp, senang bs berbagi cerita d blog ini, ya..dan trims sudh mampir..^^
Posting Komentar